Faktor-Faktor Penentu Sikap
Konsumen Terhadap World Wide Web Sebagai Salah Satu Sumber Informasi
Produk
(Wibowo Santoso, College of Business Administration, University
of the Philippines-Diliman)
Terima kasih atas kunjungan Anda ke halaman survai ini. Saya seorang
mahasiswa tingkat doktoral di College of Business Administration-University
of the Philippines-Diliman di Quezon City, Filipina. Di Indonesia saya
bekerja di Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (Lembaga
PPM/LPPM) di Jalan Menteng Raya 9, Jakarta Pusat. Sebelum berkuliah
di Filipina, saya telah menyelesaikan pendidikan Strata-2 di Katz Graduate
School of Business Administration di University of Pittsburgh
di Pittsburgh, Pennsylvania, USA dan pendidikan Strata-1 di Fakultas Teknologi
Pertanian (dahulu Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian) di Institut
Pertanian Bogor di Bogor, Jawa Barat.
Melalui halaman survai ini saya berharap dapat mengumpulkan cukup
banyak data untuk riset disertasi saya yang berjudul "Determinants
of Consumers' Attitude Towards the World Wide Web as Product Information
Source" yang terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia adalah:
"Faktor-Faktor Penentu Sikap Konsumen Terhadap World Wide Web
Sebagai Salah Satu Sumber Informasi Produk". Pengumpulan data diharapkan
dapat selesai pada tanggal 31 Desember, 1997 dan hasilnya dapat diperoleh pada awal bulan
Pebruari 1998. Survai ini bersifat murni akademik dan hasil-hasilnya
akan disampaikan hanya secara agregat . Dalam situasi apapun
jawaban perorangan tidak akan diberikan kepada siapa pun. Jika Anda ingin
menerima ringkasan hasil penelitian, mohon mencantumkan alamat e-mail
Anda dalam kuesioner survai. Alamat e-mail Anda hanya akan digunakan
untuk mengirimkan ringkasan hasil penelitian dan tidak akan diberikan kepada
siapa pun untuk keperluan apapun juga.
Saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu sekitar 15-20 menit untuk
mengisi kuesioner yang tersedia dengan mengikuti link ini.
CATATAN :
Jika Anda lebih menyukai penjelasan dalam bahasa Inggeris silakan
klik disini dan untuk kuesioner dalam bahasa Inggeris silakan klik disini.
College of Business Administration University of the Philippines-Diliman
1101 Quezon City, Philippines
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen
Jalan Menteng Raya 9
Jakarta 10340
LATAR BELAKANG STUDI
World Wide Web telah menjadi salah satu medium
pemasaran yang penting dan cukup populer. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan, organisasi maupun perorangan yang menempatkan webpages-nya di World Wide Web. Dengan medium ini terjadi pembaruan dalam cara-cara berkomunikasi dan melakukan
kegiatan bisnis dengan pelanggan-pelanggan yang ada maupun yang potensial.
Banyak kalangan yang yakin bahwa World Wide Web mempunyai potensi
besar untuk mengubah strategi bisnis dan pemasaran secara signifikan (misalnya,
Alvey et al, 1996; Hoffman, Novak dan Chatterjee, 1996; Kambil, 1995; Wehling,
1996; Winer et. al, 1996).
Perubahan yang terjadi dalam komunikasi dan transaksi
bisnis antara perusahaan dengan pelanggan-pelanggannya saat ini cukup terasa
dengan diadopsinya Internet dan World Wide Web. Perusahaan-perusahaan
besar dan kecil, termasuk di Indonesia dan Filipina telah menempatkan dirinya
di dalam cyberspace dibukanya homepage masing-masing. Sejauh
ini, penggunaan utama World Wide Web adalah untuk melaksanakan fungsi-fungsi
komunikasi pemasaran seperti yang lazim dijalankan oleh media konvensional
(televisi, radio, majalah, suratkabar, brosur, dsb.) atau penjualan melalui
wiraniaga (Hoffman, Novak, and Chatterjee, 1996).
Apakah World Wide Web dapat menjadi medium
yang baik untuk menyampaikan informasi kepada konsumen di negara-negara
sedang berkembang seperti Indonesia dan Filipina? Situasi pemakaian Internet
di negara-negara sedang berkembang tampaknya belum memungkinkan digunakannya
potensi medium baru ini secara penuh untuk meningkatkan komunikasi pemasaran. Di kebanyakan
negara-negara sedang berkembang, akses ke Internet hanya tersedia
bagi sebagian kecil penduduknya. Sebagai contoh, di Filipina, jumlah
pemakai Internet saat ini diperkirakan hanya 50,000 orang (Internet World
Philippines, 1997), kurang dari 0.1% dari seluruh jumlah penduduknya.
Biaya akses Internet juga menghambat pemakaian World
Wide Web sebagai medium komunikasi. Kebanyakan pemakai di luar Amerika
Serikat, termasuk di negara-negara maju di Eropa, harus menanggung biaya
yang lebih tinggi untuk akses Internet (Preston, 1996). Biaya akses Internet
dan navigasi World Wide Web di Indonesia mungkin lebih tinggi
lagi karena sistem tagihan telepon yang berlaku (berdasarkan pulsa) dan
biaya pulsa itu sendiri yang relatif tinggi. Para pemakai internet di Filipina (termasuk saya sendiri) saat ini masih beruntung karena sistem tagihan telepon yang berlaku adalah flat yaitu pelanggan telepon membayar sekitar Rp. 31.000 (kurs tanggal 10 Oktober 1997) per bulan untuk pemakaian tidak terbatas. Mungkin kami disini akan menghadapi situasi yang sama dengan di Indonesia bila sistem penagihan telepon
yang baru (pulsa) diterapkan. Pemanfaatan potensi World Wide Web sebagai
medium komunikasi pemasaran juga dipengaruhi oleh bagaimana persepsi dan
pemakaian World Wide Web oleh konsumen. Konsumen yang mempunyai akses Internet
akan memanfaatkan World Wide Web sebagai salah satu sumber informasi produk
bila mereka merasakan kegunaannya, misalnya saja dapat dengan mudah dan cepat menerima informasi yang diperlukan.
.
Dengan masih terbatasnya penelitian mengunai pemasaran
melalui Internet/World Wide Web, studi ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai pandangan konsumen terhadap World Wide
Web sebagai salah satu sumber informasi produk. Secara khusus penulis
sangat ingin memahami persepsi konsumen di Indonesia dan Filipina dimana
pemakaian Internet dapat dikatakan masih baru. Tujuan-tujuan spesifik yang
ingin dicapai dengan penelitian ini adalah:
Memperoleh gambaran mengenai sikap konsumen terhadap World Wide Web sebagai salah satu sumber
informasi produk.
Mengidentifikasi faktor-faktor penentu sikap konsumen terhadap World Wide
Web sebagai salah satu sumber informasi produk.
Mengidentifikasi dan menguji model sikap konsumen terhadap World Wide Web
sebagai salah satu informasi produk.
Memperoleh gambaran mengenai evaluasi konsumen terhadap World Wide Web dibandingkan sumber-sumber
informasi produk lainnya.
Mengingat masih sangat terbatasnya
penelitian akademik untuk media baru ini, studi yang dilaksanakan diharapkan
dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam hal :
Memberikan kontribusi terhadap literatur pemasaran melalui Internet/World
Wide Web, khususnya di bidang periklanan dan perilaku konsumen. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut mengenai media ini guna
memperoleh pemahaman yang lebih baik lagi dalam bidang ini.
Menjadi studi perintis dalam bidang pemasaran melalui Internet/World Wide
Web di Indonesia maupun Filipina.
Para praktisi pemasaran dapat pula memanfaatkan hasil penelitian sebagai
masukan yang berharga untuk formulasi strategi komunikasi pemasaran, khususnya
yang menyangkut penggunaan Internet/World Wide Web.
Landasan yang digunakan dalam studi ini adalah konsep-konsep
"attitude toward the ad" dan "attitude toward advertising in
general". Konsep pertama berhubungan dengan sikap (suka atau tidak
suka) terhadap iklan/reklame secara individual, misalnya terhadap iklan
deodorant XYZ atau mobil ABC. Sementara itu konsep yang kedua berhubungan
dengan periklanan secara keseluruhan (sebagai institusi). Para peneliti
di bidang ini menyatakan bahwa attitude toward the ad dapat mempengaruhi
efektivitas iklan, kesukaan terhadap merek (brand attitudes), and
minat membeli (purchase intentions) (Andrews, 1989; Biehal, Stephens
dan Curlo, 1992; James dan Kover, 1992; Calfee dan Ringold, 1994; Ducoffe,
1996; Durvasula et. al, 1993; MacKenzie dan Lutz, 1989; Peter dan Olson,
1996; Pollay dan Mittal, 1993).
Dalam konseptualisasi yang mungkin paling lengkap
hingga saat ini, Lutz (1985) sebagaimana dikutip oleh Durvasula et. al
(1993) mengemukakan adanya lima faktor penentu (antecedents) attitude
toward the ad yaitu: (1) kredibilitas iklan, (2) persepsi iklan, (3) sikap
terhadap pemasang iklan, (4) suasana (mood), dan (5) sikap terhadap
periklanan secara menyeluruh. Sudah cukup banyak studi yang mempelajari anteseden-anteseden seperti persepsi iklan (2), tetapi tidak banyak yang tersedia mengenai sikap terhadap periklanan secara menyeluruh (attitude toward advertising in general) dan faktor-faktor penentunya (Durvasula
et. al, 1993).
Mengingat efektivitas medium iklan berbeda-beda, Ducoffe (1995) mengajukan pendekatan "advertising
value", "nilai" iklan secara menyeluruh bagi konsumen, untuk memahami efektivisitas iklan dari berbagai medium yang ada. Pendekatan ini didasarkan pada pandangan bahwa iklan pada dasarnya merupakan pertukaran komunikasi (communication exchange) antara pengiklan dan konsumen/pemirsa iklan. Agar pertukaran ini terjadi kedua belah pihak memberi dan menerima "nilai" (value). Konsumen tentunya akan menaruh perhatian pada iklan hanya bila merasa ada "nilai" yang diperolehnya.
Untuk memahami apa yang membuat iklan bernilai bagi konsumen, Ducoffe
(1995) mengidentifikasi manfaat-manfaat dan biaya-biaya (costs)utama yang dirasakan konsumen dari iklan dan secara empirik menguji hipotesisnya. Tiga faktor penting yang dianggap menentukan nilai iklan adalah:
informativeness: kemampuan untuk memberi informasi kepada konsumen
irritation: pengalaman negatif yang dirasakan dalam "mengolah" iklan
entertainment: kemampuan untuk memberikan kesenangan/hiburan kepada pemirsa iklan
Dalam penelitiannya Ducoffe (1996) memperoleh hasil yang mengkonfirmasikan peran ketiga variabel diatas (informativeness, entertainment, dan
irritation sebagai prediktor "nilai" iklan di World Wide Web. Jadi bagaimana "nilai" iklan di mata konsumen dipengaruhi oleh kemampuan iklan untuk memberikan informasi dan hiburan serta dampak negatif yang ada dalam proses "pengolahan". Hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa model yang semula dikembangkan untuk menilai iklan di media tradisional (surat kabar, majalah, dll.) juga berlaku dalam hal iklan di World Wide Web. Ducoffe (1996)
juga menemukan adanya kaitan yang erat antara nilai dan sikap (suka/tidak suka) terhadap iklan di World WIde Web. Variabel Entertainment secara independen dan langsung mempengaruhi sikap secara keseluruhan terhadap iklan di World Wide Web.
Satu hal yang menarik diperoleh dari penilaian responden terhadap berbagai media yang ada. World Wide Web dianggap sebagai medium yang kurang memberi "nilai" kepada konsumen, hanya lebih baik dari pada iklan luar ruangan (misalnya papan reklame). Televisi berada di urutan pertama sebagai sumber iklan yang bernilai, diikuti oleh surat kabar, majalah, surat langsung/direct mail, radio, World
Wide Web, dan iklan luar ruangan (papan reklame). Tampaknya konsumen masih belum beranjak dari keterikatan mereka terhadap media konvensional dan menganggap World Wide Web masih sebagai "barang setengah jadi" (Ducoffe, 1996).
Studi ini dilakukan mengikuti studi yang dilakukan Ducoffe (1996).
Disamping merupakan satu-satunya studi yang dipublikasikan (hingga pada saat penulisan proposal) mengenai sikap terhadap iklan di World Wide Web, model yang dikemukakan Ducoffee secara intuitif sangat menarik karena penekanan pada manfaat-manfat dan biaya-biaya yang dirasakan secara individual. Hal ini sangat penting sehubungan dengan karakteristik World Wide Web sebagai salah satu sumber informasi produk.
Karena konsumen dihadapkan pada banyak pilihan media (misalnya World Wide Web, surat kabar, televisi),
manfaat-manfaat maupun biaya-biaya perorangan merupakan pertimbangan penting dalam pemilihan media yang digunakan untuk memperoleh informasi produk.
Dalam penelitian ini penulis membuat dua adaptasi yang dilakukan untuk berkaitan dengan tujuan studi dan masalah-masalah yang dihadapi oleh pemakai World Wide Web di Indonesia dan Filipina. Penyesuaian pertama adalah pembatasan terhadap fungsi World WIde Web sebagai suatu sumber informasi produk. Penyesuaian yang kedua adalah penambahan faktor efisiensi dalam model yang digunakan. Hal ini dilakukan sebagai upaya merefleksikan masalah yang dihadapi pemakai Internet di Filipina dan Indonesia sewaktu mereka menggunakan World Wide Web untuk memperoleh informasi produk.
Web.
Melimpahnya informasi yang tersedia di World
Wide Web dan masih terdapatnya kendala-kendala teknologi (misalnya saja masih lambatnya proses download obyek-obyek grafik/gambar) mengharuskan pemakai Internet untuk memiliki keterampilan yang cukup dan kesabaran agar dapat memperoleh informasi yang diperlukan. World Wide Web sebagai sumber informasi pada saat ini kerap dirasakan kurang efisien (dilihat dari usaha dan biaya yang ditanggung pemakai) dibandingkan dengan media konvensional. Dengan demikian efisiensi dianggap mempunyai kaitan langsung dengan "nilai" iklan World Wide Web.
Variabel-variabel pokok yang digunakan dalam studi ini adalah:
Entertainment: kemampuan site perusahaan/produk untuk memberikan "hiburan" bagi pemirsanya.
Informativeness: kemampuan site perusahaan/produk untuk memberi informasi kepada konsumen.
Irritation: pengalaman negatif yang dirasakan pemirsa pada saat mengolah informasi yang tersedia di site perusahaan/produk.
Efficiency: "biaya" yang berkaitan dengan pencarian informasi di World Wide Web.
Advertising value: "nilai" informasi yang diperoleh konsumen dari World Wide Web.
Attitude toward the World Wide Web as product information source: sikap konsumen secara menyeluruh terhadap World Wide Web sebagai sumber informasi produk.
Keempat variabel yang pertama (exogenous) dihipotesiskan mempunyai kaitan dengan advertising value (variabel 5). Model yang digunakan juga menghipotesiskan adanya interkorelasi antar variabel. Advertising value ini kemudian dianggap sebagai satu-satunya faktor yang menentukan sikap secara menyeluruh (overall attitude) terhadap World Wide Web sebagai sumber informasi produk. Keempat variabel yang disebutkan pertama sebenarnya dapat juga menjadi faktor penentu sikap secara menyeluruh terhadap World Wide Web. Meskipun demikian hubungan ini akan ditelaah melalui pengujian spesifikasi model alternatif (competing model). Dalam model alternatif, keempat variabel-entertainment,
informativeness, irritation, dan efficiency-dihipotesiskan mempunyai hubungan langsung dan independen dengan overall attitude.
REFERENSI (hanya artikel/penulis
yang dikutip di halaman ini)
Alvey, Patty, Isabella Cunningham, John Leckenby, Wei-na Lee, Deborah Morrison,
John Murphy, Paula Poindexcter, Jeff Richards, Pat Stout, Elizabeth Tucker,
Marye Tharp, and Gary Wilcox, 1996. Thoughts about the Future of Marketing.
College of Communications, The University of Texas at Austin. Unpublished
paper.
Andrews, J. Craig, 1989. "The Dimensionality of Beliefs Toward Advertising
in General." Journal of Advertising, v18 n1: 26-35.
Biehal, Gabriel, Debra Stephens, and Eleonora Curlo, 1992. "Attitude Toward
the Ad and Brand Choice." Journal of Advertising, v21 n3: 19-36.
Calfee, John E., and Debra J. Ringold, 1994. "The 70% Majority: Enduring
Consumer Beliefs About Advertising." Journal of Public Policy &
Marketing, v13 n2: 228-238.
Ducoffe, Robert H., 1995. "How Consumers Assess the value of Advertising."
Journal of Current Issues and Research in Advertising, v17 n1: 1-18.
Ducoffe, Robert H., 1996. "Advertising Value and Advertising on the Web."
Journal of Advertising Research, September/October: 21-35.
Durvasula, Srinavas, J. Craig Andrews, Steven Lysonski, and Richard G.
Netemeyer, 1993. "Assessing the Cross-National Applicability of Consumer
Behavior Models: A Model of Attitude toward Advertising in General." Journal
of Consumer Research, v19 n4: 626-636.
Hoffman, Donna L., Thomas P. Novak, and Patrali Chatterjee, 1996. "Commercial
Scenarios for the Web: Opportunities and Challenges." Journal of Computer-Mediated
Communication, v1 n3. Available on the World Wide Web [URL: http://www.usc.edu/dept/annenberg].
Internet World Philippines, 1997. Available on the World Wide Web [URL:http://www.iworld.com.ph].
James, William L., and Arthur J. Kover, 1992. "Do Overall Attitudes Toward
Advertising Affect Involvement with Specific Advertisements?" Journal
of Advertising Research, September/October: 78-83.
Kambil, Ajit, 1995. "Electronic Commerce: Implications of the Internet
for Business Practive and Strategy." Business Economics, v30: 27-34.
Mackenzie, Scott B., and Richard J. Lutz, 1989. "An Empirical Examination
of the Structural Antecedents of Attitude Toward the Ad in an Advertising
Pretesting Context." Journal of Marketing, v53 n2: 48-65.
Peter, J. Paul, and Jerry C. Olson, 1996. Consumer Behavior and Marketing
Strategy (4ed). Richard D. Irwin, Chicago.
Pollay, Richard W., and Banwari Mittal, 1993. "Here's the Beef: Factors,
Determinants, and Segments in COnsumer Criticism of Advertising." Journal
of Marketing, v57 n3: 99-114.
Preston, Holly H., 1996. "Not So Worldly (The Web is Slow to Spread Overseas)."
PC Week, v13 n34: A1-2.
Wehling, Bob, 1996. "The Future of Marketing: What Every Marketer Should
Know About Being Online." Vital Speeches, v62 n6: 170-172.
Winer, Russel S., John Deighton, Sunil Gupta, Eric J. Johnson, Barbara
Mellers, Vicki G. Morwitz, Thomas O'Guinn, Arvand Rangaswamy, Alan G. Sawyer,
1996. "Choice in Computer-Mediated Environments." Unpublished working paper.